https://kuesioner.oxygen.id/nbproject/private/spulsa/ https://rsudsosodoro.bojonegorokab.go.id/wp-content/-/rs-dana/ https://rsudsosodoro.bojonegorokab.go.id/wp-content/plugins/demo-gratis/ https://akhmal.smkn1samarinda.sch.id/wp-includes/spulsa/ https://aeac.psti.unisayogya.ac.id/wp-includes/system/ https://taep.umm.ac.id/template/app/ https://sinar.febi.iainlangsa.ac.id/febisystem/plugins/selotgacorku/ https://digilib.unjani.ac.id/wp-includes/class/sdana/ https://lapor.jogjaprov.go.id/admin/demo/ https://desawisata.kemendesa.go.id/vendor/sgacor/

Hasil Analisis Data Pengukuran Stunting Tingkat Kecamatan di Kabupaten Dairi – DAIRI CEGAH STUNTING
Berita

Hasil Analisis Data Pengukuran Stunting Tingkat Kecamatan di Kabupaten Dairi

A. Perkembangan Sebaran Prevalensi Stunting

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan kedua factor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh  yang tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK.

Penyebab langsung masalah gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status kesehatan.Penurunanstunting menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan),  akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi  (lingkungan). Keempat factor tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak.

Upaya penurunan stunting dilakukan melalui dua intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitive untuk mengatasi penyebab tidak langsung.

Selain mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung, diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor, serta kapasitas untuk melaksanakan. Penurunan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh, yang harus dimulai dari pemenuhan prasyarat pendukung. Berdasarkan data pada aplikasi ePPGBM pada bulan oktober 2020 dilaporkan bahwa sebanyak 4.747 (18,35%) balita di Kabupaten Dairi mengalami stunting. Sedangkanjumlahbalita yang mengalami gizi buruk dilaporkan sebanyak 229 orang (1,07%). Berdasarkan kategori Cut off Point Public Health Significant yang dikeluarkan oleh WHO maka prevalensi stunting kabupaten Dairi masuk dalam kategori Medium Prevalence.

Berikut adalah angka Prevelensi Stunting tingkat kecamatan di  Kabupaten Dairi Tahun 2020 berdasarkan Pengukuran dan Penimbangan balita yang diupload ke aplikasi ePPGBM sampai dengan bulan Oktober 2020.

Berdasarkan gambar di atas didapatkan data bahwa Kecamatan yang memiliki angka prevelensi stunting tertinggi di Kabupaten Dairi adalah Kecamatan Parbuluan 24,21 % sementara Kecamatan dengan angka prevelensi terendah adalah Kecamatan Tanah Pinem 6,53 %.

B. Faktor Determinan Yang MemerlukanPerhatian

Faktor determinan yang masih menjadi kendala dalam perbaikan status gizi (stunting) balita adalah akses air bersih, jamban, Pemberian ASI Eksklusif dan perilaku merokok. Beberapa wilayah mengalami kesulitan dalam akses air bersih dan jamban yang mana hal tersebut selain dari segi ketersediaan jamban ataupun air bersih ada beberapa daerah yang mana hal tersebut merupakan perilaku yang sulit untuk diubah. Remaja Putri telah mendapatkan intervensi berupa pemberian Tablet Tambah Darah bagi remaja yang ada di sekolah. Namun, ada sebahagian remaja putri yang masih belum mau mengkonsumsi TTD secara teratur meskipun telah mendapatkannya karena kurangnya motivasi diri ataupun minat remaja putri tersebut untuk megkonsumsi TTD tersebut.

C. Perilaku Kunci Rumah Tangga 1000 HPK yang Masih Bermasalah

Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi bersama dengan Puskesmas juga telah melakukan monitoring sekaligus anallisa masalah yang terjadi di desa menunjukkan Pola Asuh Balita, Pola Konsumsi Ibu hamil dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat masih membutuhkan intervensi dan pembinaan. Pada Tahun 2020 Ibu Hamil Anemia dan Kurang Energi Kronis telah mendapatkan PMT (Pemberian Makanan Tambahan). Dengan adanya penanganan ibu hamil KEK tersebut menunjukkan pendampingan dapat menekan terjadinya stunting dan BBLR dari ibu hamil Kurang Energi Kronis dan Anemia yang ada.

D. Kelompok Sasaran Berisiko

Kelompok beresiko yang perlu mendapatkan perhatian antara lain Calon Pengantin, Ibu hamil, Balita, Remaja Putri, perlu disiapkan untuk menjadi calon pengantin pada usia idealnya, sehingga saat hamil dapat menjadi ibu hamil yang sehat dan berperilaku sehat, sehingga bayi yang  dikandung pun dapat lahir dengan selamat, sehat dan cerdas. Bayi yang telah dilahirkan tersebut berhak untuk mendapatkan ASI eksklusif dan Pemberian Makan Bayi dan Anak yang sesuai sehingga pertumbuhan otaknya dapat optimal dan meningkatkan IPM Kabupaten Dairi di masa depan.

Pemerintah Kabupaten Dairi sangat mengharapkan dukungan dari berbagai sektor untuk menangani dan mencegah bertambahnya balita stunting di Kabupaten Dairi melalui Konvergensi Pencegahan Stunting.

Related Articles

Back to top button